Perkenalan antara Jerman dan Islam bermula dari masa khalifah Harun al-Rashid pada abad ke-8. Dalam dongeng "1001 malam" al-Rashid dikatakan telah mengembara di jalan-jalan di Baghdad pada malam hari dan berpakaian sebagai pedagang untuk belajar tentang kebutuhan rakyatnya. Berbagai sumber menyebutkan bahwa Charlemagne, pemimpin yang berasal dari Suku Germanic saat itu menjalin hubungan diplomatik dengan penguasa Abbasiyah ini pada tahun 797 atau 801. Kedua belah pihak dilaporkan menjamin kebebasan beragama bagi anggota agama lain di kerajaan masing-masing. Faktanya, gajah Abul Abbas meninggal pada 810. Ternyata binatang mamalia ini telah dikirim oleh khalifah ke Charlemagne di Aachen sebagai tanda persahabatannya. Walau Jerman telah menjalin hubungan dengan pemimpin Islam dalam waktu yang telah lama, keberadaan agama Islam di Jerman baru mulai pada abad ke-17.[3]